KEBIASAAN-KEBIASAAN SEORANG PEMENANG

Senin, 27 April 2009

Membidik.
Salah satu kebiasaan seorang pemenang adalah membidik. Bukan berarti suka menembak atau memanah, membidik di sini diaplikasikan untuk berbicara dan memulai suatu bisnis. Arti dari membidik ialah menembak ke satu sasaran dengan cermat.

Untuk mengilustrasikan bagaimana cara membidik, akan saya jelaskan apa yang dilakukan pembidik atau penembak jitu.

Sasaran yang jelas.
Hal pertama yang dipertimbangkan ialah apa atau siapa sasarannya. Seorang pembunuh bayaran akan mempelajari terlebih dahulu tentang sasarannya. Kebiasaannya sehari-hari, teman yang dihubungi sampai jadwal kehidupan si sasaran (saya lihat di film). Begitu juga jika kita akan menembak apapun kita harus bisa melihat dengan jelas sasaran kita, jika tidak, ada kemungkinan akan meleset. Semakin jelas sasarannya akan semakin akurat bidikannya.

Aplikasinya ialah dalam memilih bisnis harus tepat. Dengan memilih bisnis yang tepat bisa mengurangi resiko dan mendapatkan keuntungan yang besar. Kita harus tahu seluk beluk tentang bisnis. Pelajarilah secara mendalam sebelum memulai berbisnis. Begitu juga dalam berbicara kita harus tahu, dengan siapa kita bicara agar apa yang kita katakan sesuai dengan pendengar.

Waktu yang tepat.
Terutama jika sasarannya benda yang bergerak. Jika salah waktu, maka bidikan akan meleset. Aplikasi pada bisnis ialah kita perlu mempertimbangkan waktu yang pas untuk memulai suatu bisnis atau waktu untuk memulai pemasaran.

Seorang pemenang tahu kapan kita harus bicara dan kapan harus diam. Pemenang akan lebih sedikit berbicara, dia lebih banyak mendengar sehingga dia bisa mengeluarkan kata-katanya pada waktu yang tepat.

Posisi yang pas.
Pemilihan posisi juga diperhatikan oleh penembak jitu. Dia akan memilih tempat yang strategis, tidak terhalang tetapi dirinya tersembunyi. Begitu juga dalam memilih bisnis termasuk investasi real estate, lokasi cukup menentukan terutama bisnis retail.

Antisipasi tindakan selanjutnya.
Apa yang akan dilakukan setelah menembak, jika tembakan tepat sasaran? Juga apa yang harus dilakukan jika tembakan meleset? Selalu ada rencana selanjutnya, tidak mandeg. Kalaupun tidak berhasil seorang pemenang selalu memiliki rencana kedua atau plan B.

Begitu juga dalam berbicara, kita harus memiliki persiapan yang matang, antisipasi apa yang akan kita katakan selanjutnya. Lebih terencana pembicaraan kita, maka akan lebih membawa hasil.

Cerdik Melihat Peluang.
Pemenang selalu melihat peluang dimana orang lain tidak melihatnya. Jika Anda membaca biografi para pemenang, Anda akan menemukan bahwa mereka melihat peluang dalam bentuk tantangan, sementara orang lain manganggap sebuah penghalang.

Mencintai apa yang dia kerjakan.
Para pemenang menyukai apa yang mereka lakukan dan secara otomatis uang menghampirinya. Orang yang mencapai kebebasan finansial ialah orang yang mencintai karirnya. Ini terbukti dari survey yang dilakukan oleh Dr. Stanley terhadap para milyuner dalam bukunya Millionaire Mind.

Responsibilitas.
Para pemenang mangambil tanggung jawab terhadap hidupnya. Mereka tidak pernah menyalahkan orang lain atau pun lingkungan. Mereka tidak suka mencari-cari alasan terhadap kegagalan mereka. Tidak ada hubungan antara lingkungan dengan sukses, kenapa? Karena dalam suatu lingkungan bagaimana pun selalu ada orang yang sukses dan orang yang berhasil. Keberhasilan bukan disebabkan oleh lingkungan tetapi oleh apa yang Anda lakukan dan bagaimana Anda menyikapi lingkungan Anda.

Menolong Orang.
Para pemenang adalah orang yang mengetahui bahwa cara terbaik untuk memastikan kesuksesannya ialah dengan cara menolong orang lain menjadi sukses.

Silaturahmi.
Para pemenang tahu bahwa silaturahmi akan mendekatkan kepada rezeki. Dengan silaturahmi akan mudah mencari bantuan atau nasihat. Dengan silaturahmi akan meudah mendapatkan peluang. Dengan silaturahmi akan mendapatkan jaringan yang akan membawa kepada keberhasilan. Selain itu, silaturahmi ialah ibadah yang diperintahkan agama.

Sumber: www.motivasi-islami.com

Uang; antara orang kapitalis dan Orang Islam

siapa yang tidak membutuhkan uang?. pasti semua orang didunia membutuhkan uang. Sekarang uang sudah menjadi alat tukar dan alat penghitung kekayaan.Maka semua umat sekarang hiduplah menjadi pemburu uang.

Perbedaan tentang uang adalah masalah kegunaan dan paradigma si pemilik uang. Itu yang membedakan mereka. Antara kaum kapitalis (Kuffar) berbeda dengan kaum muslimin paradigmanya tentang uang.

Bagi orang kapitalis, hidup mereka adalah untuk pemuas kebutuhan hidup belaka. Bagi Mereka memiliki dua waktu saja. Waktu untuk berproduktivitas atau menghasilkan uang sebanyak-banyaknya dan waktu konsumtif atau waktu menghabiskan uang sepuas-puasnya. Kalau misalnya dalam sepekan mereka bekerja 5 hari maka 5 hari adalah hari menghasiilkan uang dan 2 harinya menghabiskan uang. Ini berjalan terus sampai kematian menjemput mereka.

Siapa diantara mereka yang tidak mampu menghasilkan uang dianggap tidak punya nilai produktivitas dan mereka dikatakan gagal menjalani kehidupannya. Maka solusi agar kaum kapitalis bisa tetap eksis tidak lain adalah mempertahankan dan selalu meningkatkan daya produktivitasnya. Mereka tidak boleh berhenti menghasilkan barang, kalau habis dicari lagi. Akhirnya disinilah mereka menjadi kaum penjajah. Ketika mereka tidak berdaya lagi untuk berproduksi maka mereka akan merebut produksi tanah air dan bangsa orang lain. Itulah orang Amerika sekarang.


Berbeda dengan orang Islam. Hidup mereka adalah untuk beribadah kepada Allah Swt. Semakin panjang usia hidupnya maka semakin panjang nilai ibadahnya. Apapun latar, model dan pekerjaan hidup mereka adalah semata-mata beribadah kepada Rabb-Nya. Maka uang bagi orang Islam adalah alat untuk meningkatkan nilai dan mutu ibadahnya. Orang Islam harus mencari uang karena bisa untuk beribadah. Sementara ibadah ada juga yang tidak butuh uang, contoh mengucapkan dua kaliamat syahadat.


Kalau kita cermat memperhatikan ibadah-ibadah kita, biasanya ibadah yang bermutu itu harus ada modalnya. Contoh naik haji bagi yang mampu, berjihad kita mesti memiliki senjata, Sholat kita harus punya baju yang bersih, puasa kita harus punya perbukaan. zakat apalagi?


Maka menurut hemat penulis, kaum muslimin harus juga mencari uang. Harus bersaing dengan kaum kapitalis. Tapi inggat penggunaannya berbeda. Orang kapitalis mereka lah yang diperbudak oleh uang mereka dan orang Islam menggunakan uang untuk urusan masuk surga.

Wallahulam bhisawab.

Cara Mendapatkan Beras

Jumat, 10 April 2009

Bagaimana Anda mendapatkan beras? Berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk mendapatkan beras? Ada 3 cara, masing-masing memerlukan waktu yang berbeda. Silahkan simak dan bandingkan ketiga cara mendapatkan beras di bawah ini. Anda mau memilih cara yang mana?

Cara pertama, Anda menanam sendiri. Berapa waktu yang diperlukan? Anggap saja Anda sudah punya sawah sendiri. Untuk menyiapkan lahan, diperlukan sekitar 1 bulan. Diperlukan 100 hari mulai dari menanam padi sampai panen. Diperlukan sekitar 1 minggu untuk mengeringkan padi dan satu hari untuk menggiling padi menjadi beras. Jadi, kira-kira diperlukan 4 bulan untuk mendapatkan beras.

Cara kedua, Anda pergi ke warung atau ke pasar untuk membeli beras. Dalam hitungan menit atau paling lama beberapa jam, Anda sudah mendapatkan beras.

Cara ketiga, ayunkan tongkat sihir Anda. Hanya dalam sekejap, beras sudah ada di depan Anda.

Anda mau memilih mana? Jika Anda ingin hasil yang sekejap, silahkan gunakan cara ketiga. Anda hanya bisa melakukannya jika Anda seorang penyihir. Dan, sihir itu dilarang oleh agama.

Nah, yang bisa Anda lakukan ialah cara pertama atau kedua. Itu pilihan Anda. Tidak ada yang salah dengan kedua cara ini. Jika ingin hasil sendiri, entah demi kepuasan atau memang profesi Anda, maka Anda bisa memilih cara pertama. Mungkin perlu waktu lama.

Jika Anda ingin cepat dan mudah, biarkan orang lain yang melakukannya. Anda hanya perlu membayar mereka. Disini uang berfungsi untuk mempermudah dan mempercepat urusan Anda. Fungsu uang disini sebagai daya ungkit dalam mendapatkan sesuatu. Tentu saja, bukan hanya uang yang bisa dijadikan daya ungkit, bisa ilmu, orang lain, aset, dan sebagainya.

Hikmah:

Jangan terpaku cara lambat, jika ada cara cepat yang bisa Anda lakukan. Sebaliknya jangan bermimpi menjadi penyihir - ingin hasil instant. Tidak ada rumus ajaib, yang ada adalah daya ungkit.