PONARI, DILEMATIS PELAYANAN KESEHATAN

Jumat, 06 Maret 2009

PONARI, DILEMATIS PELAYANAN KESEHATAN


Ponari telah hadir ke dunia sebagai hamba Allah tentunya dan tidak lebih dari pada itu adalah umat manusia yang sama dengan lainnya. Ketika berusia 9 tahun sekarang, tiba-tiba mengejutkan masyarakat Indonesia. Betapa tidak usia segitu telah bisa mengobati berbagai macam penyakit. Ironisnya hanya dengan sebuah batu sajaLebih-lebih miris lagi! Langkah Ponari diikuti lagi oleh beberapa generasi harapan bangsa ini. Akhirnya muncullah dukun-dukun cilik handal di Nusantara.

Ribuan orang berjubel kadang-kadang tertib dan kadangkala tidak. Menanti celupan tanggan Ponari yang sedang memegang batu “ajaib”nya ke air yang dibawa orang-orang berjubel itu. Semua menyakini air yang kena celupan batunya Ponari tersebut akan menyehatkan segala macam penyakit. Bahkan ketika Ponari libur praktek, orang-orang yang menyakininya pun sampai mengambil air comberan dekat ponari buka praktek.

Ketika Fakultas kedokteran sekarang tumbuh diberbagai kota di tanah air ini menandakan akan semakin banyaknya tenaga dokter. Begitu pula halnya akan perkembangan pembangunan Rumah sakit. Terutama rumah sakit swasta terbangun sudah di berbagai tempat. Puskesmas ada disetiap desa paling tidak tingkat kecamatan. Namun kenapa Ponari lebih disukai dari itu semua.

Paling tidak penulis melihat beberapa hal mengapa ini terjadi, pertama, mahalnya biaya kesehatan sehingga masyarakat tidak mampu berobat kedokter dan kerumah sakit. Ini beririsan lurus pula dengan pendapatan masyarakat yang tidak menjangkau biaya kesehatan. Seharusnya pamerintah harus menetapkan biaya berobat minimal masyarakat untuk rumah sakit baik negeri maupun swasta.

Kedua, Pelayanan di Rumah sakit umum atau puskesmas yang tidak dirasakan dengan baik oleh masyarakat. Ada memang dan banyak barangkali sekarang rumah sakit swasta yang menyediakan pelayanan yang bagus akan tetapi apakah harganya tidak terjangkau oleh masyarakat?? Maka sekarang masyarakat berpikir apa bedanya ponari dengan rumah sakit umum?

Dua hal diatas itu barangkali menurut dugaan penulis yang menjadi alasan hal-hal ini terjadi. Contoh kasus yang pernah penulis jumpai dirumah sakit- rumah sakit umum yang patut menjadi opini umum adalah.Ketika suatu waktu bayi saya sakit dan akhirnya dibawa kerumah sakit. Setiba dirumah sakit bayi saya bukan langsung mendapat tindakan akan tetapi saya disodorkan dulu berbagai macam lembaran administrasi untuk diisi. Bahkan yang pedihnya adalah saya ditawarkan dulu berbagai macam kamar dengan berbagai jenis fasilitasnya tentu lengkap dengan harganya. Bak seperti saya datang ke hotel saja. Sementara anak saya belum juga mendapat tindakan medis.

Kasus diatas tentu gambaran sederhana dari dilema pelayanan kesehatan kita. Saya yakin pasti lebih banyak lagi yang lebih buruk pelayanan dan pelakuan tenaga medis di bangsa kita. Maka melalui tulisan ini saya mengingatkan para pemimpin bangsa bahwa tujuan Negara ini didirikan adalah untuk melindungi segala tumpah darahnya. Bukan untuk mengambil tumpah uangnya dari masyarakat. Wallahualam bhisawab.

1 Comment:

Unknown said...

Asslam,,,
luar biasa tulisannya bg...
mlai dari, pendi2kn, usaha, dan lainnya..
afwan bg,, tp hati2 bg klw ad yg liat tulisan kritis abg, nnti kyak Prita pulak bg, he3...
tapi ana ingin org lainnya bs baca tulisan2 ini jg bg.
WassLm.