“ARI TIDAK MAKAN DARI MALAM”

Jumat, 13 Februari 2009

Hari itu Kamis 12 Februari 2009 pasnya jam menunjukkan 08.30 wib. Disaat itulah uzstad Indra Hanafi melantunkan nada-nada pelajaran dikelas III Al Kindi SD juara Pekanbaru, mendadak tiba-tiba menghentikan suaranya disaat menjelaskan Pelajarannya. Beliau terhenti karena tiba-tiba seorang siswa menangis lembut tetapi memancarkan aura kesedihan yang mendalam. Mukanya terlihat pucat dan pasi tanpa ada warna selain dari pada itu. Siswa itu bernama ARI SUSANTO.

Ustadz Indra begitu panggilan untuk sang guru SD Juara, mendekati Ari Susanto dan merengkuh pundaknya dengan gesekan lembut bermaknakan kasih. Uzstad Indra mencoba mengeluarkan kata-kata untuk bertanya diantara uraian air mata Ari.
“ Ri….ada apa ari?” Tanya Ustad Indra sambil membelai punggung Ari. Namun Ari menjawab dengan Air matanya saja tiada suara yang dikeluarkannya.
‘Ri…napa menanggis..?” Tanya Ustad Indra lagi.
“ Ri bilanglah sama Usztad ada apa?”
Ari tetap tak bersuara kecuali isakan kecil pemanggil air mata saja.
“ Ri kita kekantor aja dulu yuk!” ajakan Uztad Indra kemudian. Ari mengangguk meiyakan.

Uztad Indra memegang pundak Ari dan berjalan keluar dari kelas menuju kantor Kepala Sekolah. Pada saat itu Ustad Indra menatap tubuh Arid dan Ia terkejut sedih. Badan Ari kurus sekali dan hanya kulit dengan sedikit daging saja yang melekat ditubuhnya. Ustad Indra mencoba untuk meraba tubuh disebelah kanan bagian diafpragma tepatnya disisi lambung. Subbhanallah terasa tak berisi. Sangat terasa sekali lekukan demi lekukan tulang saja dan dibungkus oleh kulit yang mengering.

“ Ri udah makan?” Tanya Ustad Indra sambil berjalan dengan Ari.
Ari hanya mengelengkan kepala artinya belum.
“ malam tadi Ari makan?”
Ari menggelengkan kepala lagi.
“ Ari lapar ya?”
“iya Ustad” itulah jawaban dan suara pertama yang keluar dari mulutnya sejak dari pertama Uztad Indra bertanya.
“ napa Ari tidak makan dirumah”
‘mama tidak masak”
‘kok”
“ ya…tidak ada beras dirumah”

Ustad Indra tersentak sedih mengelengkan kepalanya, prihatin mungkin itu yang ada dalam benaknya. Setiba dikantor ketemu kepala sekolah Ustadz Syahrul Fadila, beliau memberikan sebuah mangkok yang berisi makanan kecil dan disodorkan kepada Ari. Sementara itu Uztad Indra membikinkah the hangat untuk Ari tentunya. Ari hanya melonggo dan sedikit rasa malu saja. “ ayo kuenya dimakan ri” suruh ustad Indra sambil menyodorkan the yang telah dibikinnya. Ari tidak mengeluarkan suara hanya membalas secuil senyum saja. Air matanya sudah berhenti.

Indra hanafi S.Pd. (PKS Kurikulum SD Juara bid. Kurikulum)

1 Comment:

The Real Flying Min said...

Subhanallah, di bumi Riau (wa bil khusus Pekanbaru) yang katanya sudah makmur, masih ada anak yang tidur dengan perut kosong???
Hayoo, ini tanggung jawab siapa???