Ajakan Amor!

Sabtu, 17 Januari 2009

Setelah pindah dari Duri, Aku pindah dulu ke Padang. Di padang kira-kira 2 minggu lah.
Pindahnya ke Padang adalah permintaan pak Amor. Karena Aku akan dijadikan Kepala Cabang BKB Nurul Fikri Pekanbaru. Sebenarnya, kalaulah pak Amor tidak meminta saya untuk dijadikan Kepala Cabang NF maka saya tidak akan pindah dari Duri.

Pak Amor begitu kuat meyakinkan saya untuk pindah ke Pekanbaru. Saya sudah katakan pada Pak Amor " ana masih di Mutiara bang" kata aku. "ngak masalah... cobalah dulu di pekanbaru. Akhirnya Ana menerima juga ajakan itudisampin pak Faruq juga mendorong dengan meyakinkan juga. Akhirnya ana tinggalkan pekerjaan sebagai Guru di SMA IT Mutiara Duri lalu ana memilih tawaran Pak Amor.


Ana sebagai kepala Cabang BKB Nurul Fikri Pekanbaru adalah untuk menggantikan posisi Azwirman. Waktu itu ada konflik antara mereka. Dimana mereka tergabung dalam CV salam Nurul Fikri yang berkantor di Padang. Azwirman adalah bagian dari pendiri awal sama juga dengan Amor perusahaan tersebut. Namun saya heran saja kenapa semua yang ada disitu memojokkan Azwirman. Nanti setelah dua tahun barulah saya tahu akar masalahnya. Kalau boleh saya menilai saya ingin membenarkan Azwirman.

Akibat terpojoknya pak Azwirman itu maka terpaksa belai mengambil kepusan berhenti dari NF Pekanbaru. Versi dari Amor Cs karena Azwirman menolak untuk dipindahkan dari Pekanbaru ke Padang maka konsekuensi perusahaan beliau berhenti sebagai Karywan NF. Mengenai pemberhentian ini memang disepakati oleh Azwirman namun ada mis komuinikasi. Menrut pendapat Azwirman beliau berhenti dalam kapasitas sebagai kepala cabang BKB NF bukan dari status pendiri dan kepemilikan.

Akan tetapi Amor Cs berpendapat yang dikatakan pendiri dan mendapatkan Saham kehormatan adalah yang memberikan konstribusi aktif pada perusahaan. Denganh mundurnya dari Kepala Cabang adalah bukti tidak memberikan konstribusi pada Perusahaan.

Namun hal ini dibantah lagi oleh Azwirman. KOntribusi bukan hanya dalam bentuk sebagai kepala Cabang namun bisa dalam lain bahkan bisa dalam bentuk yang lebih efektif lagi. Beliau mencontohkan Sarifuddin dan fatul kontribusi dalam bentuk Lit Bang. Mereka juga mendapakan gaji dan lain sebagainya.

Dengan persolan seperti ini saya berusaha untuk maju secara iobjektif mungkin. Saya adalah kepala Cabang NF baru dan tidak terlibat dalam konflik itu. Namun saya juga menyadari bahwa jasa-jasa Azwirman sangat besar di NF Pekanbaru. Bayangkan beliaulah merintis dari 0. Tentu beliau punya cita-cita besar terhadap NF pekanbaru. Maka saya pun berpikir akan melanjutkan cita-cita besarnya itu. Cita-cita beliau ternyata mulia membesarkan NF Pekanbaru!Maka saya juga belajar dari beliau. KOndisi NF waktu itu adalah kemenangan yang tertunda maka aku yang melanjutkan.

2 Comments:

Rinto Ernandi said...

Wah,.. kisah yang mangharukan atau heroik ya,? ditunggu kelanjutannya.

The Real Flying Min said...

Assalamu'alaikum Wr Wb.
Laa tahzan, innallaha ma'ana.
hasbunallah wa ni'mal wakil, ni'mal maula wani'man nasir.
Wassalam.
Riko Rizki.